Lebah Tak Menyengat Penghasil Propolis Utk ANTIvirus COVID19 dll (Dr. M.Sahlan - Dosen Teknik Kimia UI)
Berikut link penjelasannya : https://tulisanjurnalku.blogspot.com/2020/05/lebah-tak-menyengat-penghasil-propolis.html
Propolis sebagai Obat Alternatif Melawan Virus Corona
by Marcello Patrick & Fadhel Haryo Bhagaskara
COVID-19 atau virus corona dikonfirmasi telah masuk ke Indonesia pada Senin, 2 Maret 2020 lalu. Salah satu dosen Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Dr. Eng. Muhamad Sahlan, S.Si, M. Eng., tengah berupaya menemukan alternatif penangkalan dan pencegahan virus corona melalui pengembangan senyawa propolis, cinderamata lebah Tetragonula biroi aff Indonesia.
Berikut ini adalah link video penjelasannya : https://youtu.be/bOLP6t6Vldw
Ditemui di Gedung Dekanat Fakultas Teknik Universitas Indonesia pada Senin, 9 Maret 2020, Dr. Sahlan memaparkan penemuannya pada Economica. Bersama tim peneliti FTUI, Dr. Sahlan mencoba mencari alternatif penangkal virus corona dengan menggunakan propolis yang khas dari Indonesia. Penelitian ini dilakukan atas nama UI dan bekerja sama dengan peneliti dari berbagai negara, termasuk Universitas Shizuoka di Jepang. Propolis sendiri adalah getah yang dikumpulkan oleh lebah madu dari berbagai pohon, aliran getah, atau sumber botani lainnya, yang digunakan oleh lebah untuk menutupi atau memperbaiki celah pada sarangnya. Tiap propolis memiliki perbedaan karena getah yang dihasilkan oleh lebah beragam, sesuai dengan jenis pohon dan berbagai faktor lainnya.
Mengapa Harus Propolis?
Pemilihan propolis sebagai obat alternatif virus Covid-19 didasari oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Dr. Sahlan sembilan tahun belakangan ini. Dari hasil penelitiannya, ditemukan senyawa-senyawa baru di dalam propolis yang diberi nama sulawesins-Adan sulawesins-B. Senyawa ini kemudian diuji coba dengan metode molecular docking, yaitu metode untuk mengukur interaksi antar molekul atau senyawa. Hasilnya, ditemukan bahwa kekuatan kedua senyawa tersebut masing-masing sebesar -7.9 dan -7.5, hanya berbeda 0,1 dari senyawa N3—senyawa yang diyakini dapat menghambat virus corona agar tidak menempel pada sel inang—dengan kekuatan -8,0 yang dikembangkan oleh Prof. Yang dari Shanghai University, China. Semakin kecil angkanya, semakin bagus untuk memblok virus corona. Sehingga, semakin memperkuat potensi propolis sebagai alternatif penyembuhan virus corona.
Propolis yang diteliti menjadi obat alternatif Covid-19 berasal dari lebah Tetragonula biroi aff, lebah endemik khas Sulawesi. Setiap senyawa propolis yang dihasilkan dari lebah memiliki karakteristik yang berbeda, tergantung pada faktor-faktor lingkungan seperti sumber tanaman, metode ekstraksi, dan lokasinya.
Cara kerja Propolis
“Struktur protein Covid-19 ini harus menempel pada sel inang yang hidup, yaitu paru-paru untuk dapat berkembang biak. Senyawa propolis ini berfungsi sebagai blocker atau penahan dari virus ini, sehingga tidak akan menempel di paru-paru,” ujar Dr. Sahlan. Namun, menurutnya, ada tahapan-tahapan yang harus dilakukan sebelum propolis ini bisa dijadikan obat, salah satunya uji klinis. Akan tetapi, saat ini uji klinis belum dapat dilakukan karena belum ada sampel dari Covid-19 untuk dijadikan objek penelitian. Menurutnya, perlu dilakukan riset lanjutan untuk mengetahui sifat dari senyawa propolis itu sendiri.
Dr. Sahlan berharap bahwa dari hasil penelitiannya ini dapat berguna untuk menjadi alternatif untuk menyembuhkan pasien dari Covid-19. Selain itu beliau juga berharap agar penelitian ini dapat dilanjutkan kepada uji klinis untuk mengetahui efek lebih lanjut dari senyawa propolis, dan pengujian langsung terhadap pasien yang terinfeksi Covid-19.
Berikut penjelasannya
pada link video berikut ini : https://youtu.be/amvnULfawWQ
Sumber: Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI)
Propolis dari lebah Tetragonula.
SEJUMLAH ilmuwan saat ini tengah berlomba-lomba mencari obat penawar virus korona baru atau covid-19 yang hingga kemarin telah menjangkiti lebih dari 70 negara dan menginfeksi lebih dari 100 ribu orang. Sebanyak 80 ribu orang yang terinfeksi berasal dari Tiongkok dan 67 ribu di antaranya terdapat di Provinsi Hubei, tempat awalnya kasus covid-19 ditemukan pada Desember 2019.
Pada Januari 2020, hasil riset Prof Yang dari Shanghai Tech University berhasil memetakan struktur protein virus korona baru itu. Virus ini harus menempel pada sel hidup (dalam hal ini paru-paru manusia) sebelum menyuntikkan struktur genetiknya pada sel hidup tersebut untuk berkembang biak. Untuk memutus aktivitas virus yang penularannya sangat cepat ini, kata Yang, dikembangkanlah senyawa kimia penghambat bernama N3.
Sebagai ilmuwan yang menggeluti bioteknologi, Dr Eng Muhamad Sahlan M Eng menganggap temuan Yang itu menarik sebab kerja obat harus berdasarkan targetnya. Seperti diketahui, virus korona baru menempel pada paru-paru sang inang yang memiliki kecocokan reseptor.
“Apabila menghambat proses penempelan, itu bisa membuat si virus tidak bisa menginfeksi sel inang,” jelasnya kepada Media Indonesia, kemarin.
Sahlan mengungkapkan senyawa N3 yang bisa menghambat virus korona baru itu ditemukannya pada propolis asli Indonesia yang dihasilkan oleh lebah Tetragonula biroi aff di Luwu Utara, Sulawesi Selatan.
Propolis ialah semacam getah yang dikumpulkan lebah madu dari berbagai pohon untuk menutupi atau memperbaiki celah pada sarangnya.
Hasil penelitian Sahlan dengan beberapa dosen dan mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) serta sebuah universitas di Jepang menemukan bahwa propolis dari lebah Tetragonula biroi aff memiliki komponen penghambat alami N3 yang dapat digunakan untuk menghasilkan obat dengan efek negatif minimal.
“Dengan menggunakan struktur model covid-19 yang ada, senyawa-senyawa propolis diujikan untuk melihat apakah dapat membentuk ikatan pada virus covid-19 bila dibandingkan dengan ikatan senyawa N3,” jelas ketua tim peneliti dari FTUI itu.
Hasil pengujian memperlihatkan bahwa tiga dari sembilan senyawa yang ada di propolis asli Indonesia memiliki kekuatan menempel yang cukup baik pada virus covid-19. Bila senyawa N3 memiliki nilai -8, senyawa Sulawesins a memiliki nilai -7.9, Sulawesins b (-7.6), dan deoxypodophyllotoxin (-7.5) (lihat grafis).
“Semakin negatif nilai yang dimiliki menunjukkan, semakin besar kemampuan senyawa menempel pada virus covid-19. Hal ini membuat virus tidak dapat menempel pada sel hidup manusia untuk kemudian berkembang biak,” ujar Sahlan.
Menurutnya, senyawa propolis dari lebah Tetragonula biroi aff berbeda karakteristiknya dengan propolis dari negara lain karena perbedaan sumber tanaman dan lokasinya. “Propolis ini tergantung dari makanan si lebah. Kita lagi mencari si lebah itu berasal dari sumber tanaman mana,” sebutnya.
Ia memastikan bahwa propolis ini merupakan tipe baru yang ada di dunia.
Kendalanya apabila mau dijadikan obat, tentunya adanya uji klinik yang membutuhkan biaya besar mencapai Rp1 miliar.
Dari sisi material, pihaknya tidak khawatir karena telah ada mitra untuk penelitian ini di wilayah Sulawesi Selatan. Bahkan, mereka bisa memproduksi dengan jumlah banyak.
Selain pendanaan, kata Sahlan, urusan perizinan juga jadi masalah. Ia pun berharap ini menjadi perhatian pemerintah. “Karena peneliti banyak berbicara tentang inovasi, yang kadang tidak sejalan dengan peraturan,” sahutnya. (Ferdian Ananda Majni/H-2)
Berikut penjelasannya
pada link video berikut ini : https://youtu.be/amvnULfawWQ
Bukan Hanya Madu, Lebah Juga Membuat Propolis, Apa Itu Propolis?
Avisena AshariMinggu, 15 September 2019 | 11:00 WIB
Cairan lengket berwarna cokelat itu adalah propolis, teman-teman! (Abalg/Wikimedia Commons)
Bobo.id – Apa teman-teman pernah mendengar tentang propolis?
Propolis adalah salah satu zat yang dibuat oleh lebah, teman-teman.
Propolis ini dikenal sebagai bahan penyembuh sejak peradaban kuno, lo!
Apa Itu Propolis?
Selain membuat mengolah nectar menjadi madu, lebah juga membuat propolis, teman-teman.
Lebah bisa menghasilkan senyawa propolis yang dibuatnya dari getah pada pohon atau tumbuhan berdaun jarum.
Getah pohon itu tercampur dengan air liur lebah dan beeswax, maka akan menghasilkan cairan berwarna cokelat kehijauan yang lengket. Itu adalah propolis, teman-teman.
Lebah menggunakan cairan itu untuk melapisi bangunan sarangnya.
Propolis Dimanfaatkan Manusia Sejak Zaman Peradaban Kuno
Bangsa-bangsa peradaban kuno mulai memanfaatkan propolis dari lebah sebagai bahan pengobatan, teman-teman.
Bangsa Yunani Kuno menggunakannya untuk mengobati luka bengkak yang bernanah di kulit.
Bangsa Asiria menggunakan propolisuntuk dioleskan pada luka atau tumor untuk melawan indeksi dan mempercepat proses penyembuhan.
Baca Juga: Mengenal Sungai Nil, Sungai Penting Bagi Peradaban Bangsa Mesir
Ada juga bangsa Mesir Kuno yang menggunakan propolis dari lebah untuk mengawetkan mumi.
Oh iya, propolis yang dibuat jenis lebah berbeda juga punya kandungan yang berbeda, lo, teman-teman.
Ini karena setiap spesies lebah yang tersebar di Bumi mendapatkan bahan pembuatan propolis dari tumbuhan yang berbeda juga di setiap lokasi tempat tinggal mereka.
Mengapa Propolis Dijadikan Bahan Penyembuhan?
Menurut peneliti, ada sekitar 300 senyawa yang ada dalam propolis, lo!
Sebagian besar senyawa itu ada dalam bentuk polifenol. Polifenol ini adalah zat antioksidan yang bisa melawan penyakit dan kerusakan di tubuh.
Dalam propolis, ada polifenol yang disebut flavonoid. Pada tumbuhan, flavonoid ini dibuat sebagai bentuk perlindungan tubuhnya.
Peneliti menemukan bahwa propolis mengandung senyawa antibakteri, antivirus, antijamur, dan anti-peradangan.
Manfaat Propolis yang Dicari Manusia
Mengobati Luka
Propolis mengandung senyawa bernama pinocembrin yang bekerja sebagai antijamur.
Kandungan antibakteri dan antimikroba inilah yang disebut bisa mempercepat penyembuhan luka, teman-teman.
Herpes
Jika kita memiliki luka dan secara rutin mengoleskan salep yang mengandung propolis (kandungan propolisnya di atas tiga persen), ini bisa membantu mempercepat waktu penyembuhan.
Dalam sebuah penelitian, propolis bisa menyembuhkan luka seperti herpes di sekitar bibir atau cold sore.
Kanker
Ada juga penelitian yang menyebut bahwa propolis baik untuk seseorang dengan kondisi kanker.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa propolis bisa mencegah sel kanker berkembang biak, mengurangi kemungkinan sel lain menjadi sel kanker, serta mencegah sel kanker saling mengirimkan sinyal satu sama lain.
Itulah serba-serbi propolis, zat selain madu yang diproduksi oleh lebah!
Sekarang, ada banyak produk kesehatan yang mengandung propolis, seperti losion, krim, atau salep, teman-teman.
Apa kamu pernah mencoba mengobati luka di kulit dengan obat yang mengandung propolis? Berterimakasihlah pada Alloh yang telah menciptakan lebah-lebah itu, ya!
Alhamdulillah 😁
Propolis sebagai Obat Alternatif Melawan Virus Corona
by Marcello Patrick & Fadhel Haryo Bhagaskara
COVID-19 atau virus corona dikonfirmasi telah masuk ke Indonesia pada Senin, 2 Maret 2020 lalu. Salah satu dosen Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Dr. Eng. Muhamad Sahlan, S.Si, M. Eng., tengah berupaya menemukan alternatif penangkalan dan pencegahan virus corona melalui pengembangan senyawa propolis, cinderamata lebah Tetragonula biroi aff Indonesia.
Berikut ini adalah link video penjelasannya : https://youtu.be/bOLP6t6Vldw
Ditemui di Gedung Dekanat Fakultas Teknik Universitas Indonesia pada Senin, 9 Maret 2020, Dr. Sahlan memaparkan penemuannya pada Economica. Bersama tim peneliti FTUI, Dr. Sahlan mencoba mencari alternatif penangkal virus corona dengan menggunakan propolis yang khas dari Indonesia. Penelitian ini dilakukan atas nama UI dan bekerja sama dengan peneliti dari berbagai negara, termasuk Universitas Shizuoka di Jepang. Propolis sendiri adalah getah yang dikumpulkan oleh lebah madu dari berbagai pohon, aliran getah, atau sumber botani lainnya, yang digunakan oleh lebah untuk menutupi atau memperbaiki celah pada sarangnya. Tiap propolis memiliki perbedaan karena getah yang dihasilkan oleh lebah beragam, sesuai dengan jenis pohon dan berbagai faktor lainnya.
Mengapa Harus Propolis?
Pemilihan propolis sebagai obat alternatif virus Covid-19 didasari oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Dr. Sahlan sembilan tahun belakangan ini. Dari hasil penelitiannya, ditemukan senyawa-senyawa baru di dalam propolis yang diberi nama sulawesins-Adan sulawesins-B. Senyawa ini kemudian diuji coba dengan metode molecular docking, yaitu metode untuk mengukur interaksi antar molekul atau senyawa. Hasilnya, ditemukan bahwa kekuatan kedua senyawa tersebut masing-masing sebesar -7.9 dan -7.5, hanya berbeda 0,1 dari senyawa N3—senyawa yang diyakini dapat menghambat virus corona agar tidak menempel pada sel inang—dengan kekuatan -8,0 yang dikembangkan oleh Prof. Yang dari Shanghai University, China. Semakin kecil angkanya, semakin bagus untuk memblok virus corona. Sehingga, semakin memperkuat potensi propolis sebagai alternatif penyembuhan virus corona.
Propolis yang diteliti menjadi obat alternatif Covid-19 berasal dari lebah Tetragonula biroi aff, lebah endemik khas Sulawesi. Setiap senyawa propolis yang dihasilkan dari lebah memiliki karakteristik yang berbeda, tergantung pada faktor-faktor lingkungan seperti sumber tanaman, metode ekstraksi, dan lokasinya.
Cara kerja Propolis
“Struktur protein Covid-19 ini harus menempel pada sel inang yang hidup, yaitu paru-paru untuk dapat berkembang biak. Senyawa propolis ini berfungsi sebagai blocker atau penahan dari virus ini, sehingga tidak akan menempel di paru-paru,” ujar Dr. Sahlan. Namun, menurutnya, ada tahapan-tahapan yang harus dilakukan sebelum propolis ini bisa dijadikan obat, salah satunya uji klinis. Akan tetapi, saat ini uji klinis belum dapat dilakukan karena belum ada sampel dari Covid-19 untuk dijadikan objek penelitian. Menurutnya, perlu dilakukan riset lanjutan untuk mengetahui sifat dari senyawa propolis itu sendiri.
Dr. Sahlan berharap bahwa dari hasil penelitiannya ini dapat berguna untuk menjadi alternatif untuk menyembuhkan pasien dari Covid-19. Selain itu beliau juga berharap agar penelitian ini dapat dilanjutkan kepada uji klinis untuk mengetahui efek lebih lanjut dari senyawa propolis, dan pengujian langsung terhadap pasien yang terinfeksi Covid-19.
------------------------------------------
Berikut penjelasannya
pada link video berikut ini : https://youtu.be/amvnULfawWQ
Penawar Virus Korona dari Propolis Lebah Tetragonula
Sumber: Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI)
Propolis dari lebah Tetragonula.
SEJUMLAH ilmuwan saat ini tengah berlomba-lomba mencari obat penawar virus korona baru atau covid-19 yang hingga kemarin telah menjangkiti lebih dari 70 negara dan menginfeksi lebih dari 100 ribu orang. Sebanyak 80 ribu orang yang terinfeksi berasal dari Tiongkok dan 67 ribu di antaranya terdapat di Provinsi Hubei, tempat awalnya kasus covid-19 ditemukan pada Desember 2019.
Pada Januari 2020, hasil riset Prof Yang dari Shanghai Tech University berhasil memetakan struktur protein virus korona baru itu. Virus ini harus menempel pada sel hidup (dalam hal ini paru-paru manusia) sebelum menyuntikkan struktur genetiknya pada sel hidup tersebut untuk berkembang biak. Untuk memutus aktivitas virus yang penularannya sangat cepat ini, kata Yang, dikembangkanlah senyawa kimia penghambat bernama N3.
Sebagai ilmuwan yang menggeluti bioteknologi, Dr Eng Muhamad Sahlan M Eng menganggap temuan Yang itu menarik sebab kerja obat harus berdasarkan targetnya. Seperti diketahui, virus korona baru menempel pada paru-paru sang inang yang memiliki kecocokan reseptor.
“Apabila menghambat proses penempelan, itu bisa membuat si virus tidak bisa menginfeksi sel inang,” jelasnya kepada Media Indonesia, kemarin.
Sahlan mengungkapkan senyawa N3 yang bisa menghambat virus korona baru itu ditemukannya pada propolis asli Indonesia yang dihasilkan oleh lebah Tetragonula biroi aff di Luwu Utara, Sulawesi Selatan.
Propolis ialah semacam getah yang dikumpulkan lebah madu dari berbagai pohon untuk menutupi atau memperbaiki celah pada sarangnya.
Hasil penelitian Sahlan dengan beberapa dosen dan mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) serta sebuah universitas di Jepang menemukan bahwa propolis dari lebah Tetragonula biroi aff memiliki komponen penghambat alami N3 yang dapat digunakan untuk menghasilkan obat dengan efek negatif minimal.
“Dengan menggunakan struktur model covid-19 yang ada, senyawa-senyawa propolis diujikan untuk melihat apakah dapat membentuk ikatan pada virus covid-19 bila dibandingkan dengan ikatan senyawa N3,” jelas ketua tim peneliti dari FTUI itu.
Hasil pengujian memperlihatkan bahwa tiga dari sembilan senyawa yang ada di propolis asli Indonesia memiliki kekuatan menempel yang cukup baik pada virus covid-19. Bila senyawa N3 memiliki nilai -8, senyawa Sulawesins a memiliki nilai -7.9, Sulawesins b (-7.6), dan deoxypodophyllotoxin (-7.5) (lihat grafis).
“Semakin negatif nilai yang dimiliki menunjukkan, semakin besar kemampuan senyawa menempel pada virus covid-19. Hal ini membuat virus tidak dapat menempel pada sel hidup manusia untuk kemudian berkembang biak,” ujar Sahlan.
Menurutnya, senyawa propolis dari lebah Tetragonula biroi aff berbeda karakteristiknya dengan propolis dari negara lain karena perbedaan sumber tanaman dan lokasinya. “Propolis ini tergantung dari makanan si lebah. Kita lagi mencari si lebah itu berasal dari sumber tanaman mana,” sebutnya.
Ia memastikan bahwa propolis ini merupakan tipe baru yang ada di dunia.
Kendalanya apabila mau dijadikan obat, tentunya adanya uji klinik yang membutuhkan biaya besar mencapai Rp1 miliar.
Dari sisi material, pihaknya tidak khawatir karena telah ada mitra untuk penelitian ini di wilayah Sulawesi Selatan. Bahkan, mereka bisa memproduksi dengan jumlah banyak.
Selain pendanaan, kata Sahlan, urusan perizinan juga jadi masalah. Ia pun berharap ini menjadi perhatian pemerintah. “Karena peneliti banyak berbicara tentang inovasi, yang kadang tidak sejalan dengan peraturan,” sahutnya. (Ferdian Ananda Majni/H-2)
Berikut penjelasannya
pada link video berikut ini : https://youtu.be/amvnULfawWQ
----------------------------
Bukan Hanya Madu, Lebah Juga Membuat Propolis, Apa Itu Propolis?
Avisena AshariMinggu, 15 September 2019 | 11:00 WIB
Cairan lengket berwarna cokelat itu adalah propolis, teman-teman! (Abalg/Wikimedia Commons)
Bobo.id – Apa teman-teman pernah mendengar tentang propolis?
Propolis adalah salah satu zat yang dibuat oleh lebah, teman-teman.
Propolis ini dikenal sebagai bahan penyembuh sejak peradaban kuno, lo!
Apa Itu Propolis?
Selain membuat mengolah nectar menjadi madu, lebah juga membuat propolis, teman-teman.
Lebah bisa menghasilkan senyawa propolis yang dibuatnya dari getah pada pohon atau tumbuhan berdaun jarum.
Getah pohon itu tercampur dengan air liur lebah dan beeswax, maka akan menghasilkan cairan berwarna cokelat kehijauan yang lengket. Itu adalah propolis, teman-teman.
Lebah menggunakan cairan itu untuk melapisi bangunan sarangnya.
Propolis Dimanfaatkan Manusia Sejak Zaman Peradaban Kuno
Bangsa-bangsa peradaban kuno mulai memanfaatkan propolis dari lebah sebagai bahan pengobatan, teman-teman.
Bangsa Yunani Kuno menggunakannya untuk mengobati luka bengkak yang bernanah di kulit.
Bangsa Asiria menggunakan propolisuntuk dioleskan pada luka atau tumor untuk melawan indeksi dan mempercepat proses penyembuhan.
Baca Juga: Mengenal Sungai Nil, Sungai Penting Bagi Peradaban Bangsa Mesir
Ada juga bangsa Mesir Kuno yang menggunakan propolis dari lebah untuk mengawetkan mumi.
Oh iya, propolis yang dibuat jenis lebah berbeda juga punya kandungan yang berbeda, lo, teman-teman.
Ini karena setiap spesies lebah yang tersebar di Bumi mendapatkan bahan pembuatan propolis dari tumbuhan yang berbeda juga di setiap lokasi tempat tinggal mereka.
Mengapa Propolis Dijadikan Bahan Penyembuhan?
Menurut peneliti, ada sekitar 300 senyawa yang ada dalam propolis, lo!
Sebagian besar senyawa itu ada dalam bentuk polifenol. Polifenol ini adalah zat antioksidan yang bisa melawan penyakit dan kerusakan di tubuh.
Dalam propolis, ada polifenol yang disebut flavonoid. Pada tumbuhan, flavonoid ini dibuat sebagai bentuk perlindungan tubuhnya.
Peneliti menemukan bahwa propolis mengandung senyawa antibakteri, antivirus, antijamur, dan anti-peradangan.
Manfaat Propolis yang Dicari Manusia
Mengobati Luka
Propolis mengandung senyawa bernama pinocembrin yang bekerja sebagai antijamur.
Kandungan antibakteri dan antimikroba inilah yang disebut bisa mempercepat penyembuhan luka, teman-teman.
Herpes
Jika kita memiliki luka dan secara rutin mengoleskan salep yang mengandung propolis (kandungan propolisnya di atas tiga persen), ini bisa membantu mempercepat waktu penyembuhan.
Dalam sebuah penelitian, propolis bisa menyembuhkan luka seperti herpes di sekitar bibir atau cold sore.
Kanker
Ada juga penelitian yang menyebut bahwa propolis baik untuk seseorang dengan kondisi kanker.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa propolis bisa mencegah sel kanker berkembang biak, mengurangi kemungkinan sel lain menjadi sel kanker, serta mencegah sel kanker saling mengirimkan sinyal satu sama lain.
Itulah serba-serbi propolis, zat selain madu yang diproduksi oleh lebah!
Sekarang, ada banyak produk kesehatan yang mengandung propolis, seperti losion, krim, atau salep, teman-teman.
Apa kamu pernah mencoba mengobati luka di kulit dengan obat yang mengandung propolis? Berterimakasihlah pada Alloh yang telah menciptakan lebah-lebah itu, ya!
Alhamdulillah 😁
No comments